twitter
rss

Melangkah merupakan antonim dari berdiam di tempat. Kata ini seringkali membawa kita pada perenungan hidup dan kehidupan. Dalam hidup kita dianjurkan bahkan Allah memerintahkan untuk berusaha semampu kita dalam segala hal, baik yang bersifat duniawi lebih-lebih bernilai ukhrawi (akhirat). Tindakan bangkit untuk melangkah akan lebih Indah dan berpahala di sisi Allah, bila mana kita dibarengi dengan do'a. Do'a di sini tidak hanya dalam ruang lingkup harapan yang berupa panjatan dalam setiap ibadah kita, seperti dalam shalat lima waktu sehari semalam. Akan tetapi, pemaknaan do'a dalam usaha ini diharapkan berimplikasi pada realitas gerak tindak langkah hidup kita. Dan pastinya dalam nuansa keislaman yang berlandaskan syariat.

Hal yang menaruh simpati bagi sya, melangkah untuk bangkit merupakan harap tilas dan tulus yang harus lebih awal ditanamkan dalam diri kita. Saya pribadi merasa iri kepada para pemuda-pemudi yang sukses sejak muda. Iri bukan karena suksesnya, tetapi iri karena dia bangkit dan melangkah jauh untuk meraih cita-cita berlatarkan kehidupan yang penuh kekurangan. Latar belakang yang penuh kekurangan ini bagi saya merupakan sebuah gambaran realita kasat mata hidup yang harus kita renungi dengan penuh kedalaman hati.

Perenungan hidup dan kehidupan yang berlau lalang di hadapan kita, sesekali menggoda kita untuk rujuk dalam pelukan keindahan semata. Hal ini menjadi sebuah kewaspadaan diri untuk membentengi gerak lepas dari keharusan tindakan.

Harapan besar diri saya, bisa melangkah lebih jauh dan berkembang dari hari sebelumnya. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah SAW yang artinya; "Orang yang harinya lebih baik dari kemaren dia beruntung, dan orang yang harinya seperti hari kemaren maka dia rugi, dan orang harinya lebih jelek dari hari kemaren maka dia tercela". Dari arti hadits dia atas, kita dianjurkan untuk berusaha dan berdo'a dalam kehidupan duniawi dengan semaksimal mungkin. Karena dengan demikian kita akan menjadi orang yang hidupnya beruntung.

Semoga kita selalu husnuddhan kepada Allah dalam situasi apapun. Dan nantinya kita menjadi pribadi yang selalu tunduk dan patuh pada titah hidup dan kehidupan yang Allah Ridhai. Amien


DIBALIK SENYUM BIBIR MERAHMU

Pada ladang cinta yang kering kerontang
Tertusuk mentari perih luka
Pedih bagai tersiram air garam
Meng himpit hati kala hendak berkata

Hancur terasa
Lara dalam jiwa
Kala meresap cinta di balik senyum bibir merahmu

Janjiku…
Bila mentari senja sudi menyambutku
Kan kuserahkan cinta dalam hatiku
Tuk kita rasut kata bercumbu
Menimbun lara dimasa lalu

Datang sudah angin cinta itu
Terbang bersama angin samudra
Berdesir disetiap aliran darahku
Hingga membawaku ke telaga muara

Gemerincih angin menerpa alang-alang
Berdesir bersama kerindunku
Yang bersemedi sepanjang mentara menyapa dunia kehidupan
Seakan hidup berada dalam sebuah pengertian rindu
Yang tak usang oleh kencangnya samudra di lautan dan perinya sebuah pengkhianatan

Apakah hidupku akan selalu merana dalam rindu?
Ataupun bermuram durja dalam kesunyian hati kecilku?
Tidak, lambayan pepohonan masih ingin menemaniku dalam asmara
Walau malam tak seindah hari-hari yang sudah tiada

Aku masih inigin bercinta
Walau hanya bersama khayalan rindu semata
Karna kerinduanku
Masih terpatri kokok bagai batu karang di lautan

Aku titipkan rindu ini pada keindahan malam-malamku  yang menghilang