Membicarakan masyarakat Indonesia dalam kilasan sejarah sebenarnya
mengingatkan kita pada masa-masa kehidupan nenek moyang masyarakat Indonesia
dahulu, sejak zaman pra sejarah sampai dengan saat ini.
Berbagai macam latar belakang seperti kebudayaan, pendidikan dan
lain-lain, telah membawa perubahan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Kehidupan
yang dulunya sangat tradisional kini telah berubah derastis menjadi sangat
moderen.
Sejarah kebudayaan, pendidikan dan kepercayaan sudah ada sejak zaman kuno
(purba), kemudian diteruskan dengan zaman pengaruh Hindu Budha, zaman pengaruh
agama Islam, pada zaman penjajahan sampai dengan zaman kemerdekaan.
Sebenarnya, berbicara tentang masyarakat merupakan hal yang sangat
menarik. Karena di satu sisi kita menjadi aktor di dalamnya. Dan juga di sisi
yang lain masyarakat merupakan perkumpulan orang yang memiliki adat, budaya,
aturan ataupun Undang-undang tersendiri sesuai dengan di mana mereka hidup.
Akan tetapi, seberapapun bebasnya tetaplah mereka memiliki keharusan untuk
mentaati hal-hal yang menjadi ketetapan dari luar kehidupan mereka.
Masyarakat Indonesia sendiri memiliki sejarah keberadaannya. Sebelum
nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari daerah Yunani (Tiongkok)
menetap di Indonesia, sudah ada kebudayaan, yakni kebudayaan penduduk asli,
yang disebut kebudayaan palaeolitis (palaios = lama, tua), seperti yang kita
jumpai pada orang-orang Kubu, Wedda dan Negrito. Tentang hal ini tidak banyak
diketahui orang. Mungkin kebudayaan Indonesia asli merupakan campuran antara kebudayaan Melayu
dengan kebudayaan palaeolitis.
Pada waktu itu, keeadaan pendidikan dalam lingkungan keluarga sudah
mencukup kebutuhan, karena masyarakat masih serba bersahaja. Yang menjadi
pendidikan terutama sekali ayah dan ibu. Ayah mengajarkan pengetahuan dan
kepandaian yang ada padanya kepada anak laki-laki dan ibu berbuat demikian pula
terhadap anak perempuan. Mungkin, hasil pendidikan tersebutlah yang
sampai saat ini bisa kita rasakan. Pendidikan dari orang tua sangat
mempengaruhi karakter kita, bahkan menjadi penentu masa depan.
Pemahaman tentang kehidupan maysarakat bisa dibaratkan kendaraan bermotor
di jalan raya, pastilah kita tahu dan memiliki kewajiban untuk mentaati
rambu-rambu lalu lintas yang telah ada. Begitu pula dalam kehidupan masyarakat,
berbagai larangan yang berlaku sudah barang tentu tidak sama persisi dengan
rambu-rambu di jalan raya khusus kendraan. Yang diperlukan pastinya adalah
sebuah perkembangan, kemajuan dan kesejahteraan dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, sehingga tercipta ketenangan dalam kehidupan masyarakat itu
sendiri sesuai dengan ajaran yang di terapkan dalam syari’at Islam.
Dalam kehidupan bermasyarakat Khususnya di Indonesia. Sebagaimana
terangkum dalam sejarah kehidupan masyarakat sejak dahulu. Jika kita memandang
masyarakat sebagai sistem sosial itu dapat dikontruksikan menjadi 4 sub sistem
menurut Talcott Parsons yang menjalankan fungsi-fungsi utama dalam kehidupan
bermasyrakat, yang sering di singkat menjadi AGIL, yaitu: Fungsi adaptasi (adaptation),
Fungsi pencapaian tujuan (goal attaiment), Fungsi integrasi (integration),
Fungsi untuk mempertahankan dan menggerakkan pola dan struktur msyarakat (Lattent
pattern maintenance).
Perkembangan hidup dalam masyarakat di tentukan oleh semua elemen dalam
masyarakat yang hidup di dalamnya. Serta pencapaian hal tersubut bisa dilakukan
oleh siapapun yang memiliki rasa tenggang rasa terhadap kehidupanya. Dalam hal
ini, Ilmu sosial sangat diperlukan untuk menjadi pijakan awal dalam melakukan
hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Karena dengan
begitu, setiap langkah yang diinginkan pencapaianya akan berjalan dengan lancar
dan juga akan mencapai keinginan yang sudah di sepakati bersama.
Sesuai dengan perkembangan zaman. Masyarakat Indonesia pada saat ini
memiliki pola pikr yang kurang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Ataupun
kalau boleh dikatakan, masyarakat Indonesia pada saat ini memiliki pola pikir
seperti di era industrialisasi. Seharusnya kita bisa menyadari bahwa pada sat
ini masyarakat Indonesia khususnya memasuki era Informasi. Dari itu kita harus
berpikir secara relafan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Pada era
industrialisasi kita dididik untuk menjadi orang pekerja industri dengan
konsekuen yang ada. Adapun konsekuen yang terjadi adalah bertambahnya masalah
sosial. Contoh terkecilnya adalah keluarga. Dalam kehidupan berkeluarga,
masalah sosial akan kerap kita temui dan juga kita harus bisa menerimanya dengan
sikap yang sewajarnya. Karena hal itu merupakan masalah sosial yang pada saat
ini kerap kita temukan dalam kehidupan orang-orang yang sudah berumah tangga.
Indonesia memiliki masyarakat yang mejemuk, bangsa multi cultural. Dan
ditinjau dari segi etnis, bahasa dan agama sangat bervariasi (bhinneka) namun
tetap bisa bersatu (tunggal ika). Dari segi Agama, masyarakat Indonesia
manyoritas beragama Islam. Masyarakat Islam memiliki karakteristik yang
khas, dasar dan tata kehidupan yang jelas berdasarka Al-qur’an dan hadist.
Kehidupan masyarakat Indonesia telah cukup maju di bandingkan saat dahulu
ketika berhasil memproklamasiakan kemerdekaan di tahun 1945. Dengan kodisi yang
sekarang ini, Indonesia telah memamfaatkan hasil-hasil pemikiran yang kreatif
dan inovatif. Akan tetapi, di sisi lain masyarakat Indonesia pada saat ini
telah “kehilangan” ciri khasnya sebagai masyarkat Islam, masyarakat Indonesia. Ini
semua karena sikap konsumtif yang masih melekat pada masyarakat kita; lihat
saja pemakaian HP, computer, model pakaian dan semacamnya.
Apabila suatu bangsa atau masyarakat sedang ditimpa musibah “penyakit (krisis)”,
pada suatu saat dia akan menemukan cara yang unik untuk “menyembuhkan” dirinya
dari keadaan krisis tersebut. semua itu dapat terjadi, tentu dengan adanya
peran yang baik dari pemerintahan yang baik menumbuhkan ke-Gotong Royongan di
antara masyarakat sehingga dapat bersatu dengan mengemban misi yang sama dan
juga memiliki tujuan yang di inginkan bersama.[1]
Yang tepenting sekarang adalah, bagaimana sikap kita sebagai Negara yang
sudah lama merdeka dan juga sebagai Negara yang memiliki Ummat Islam yang
banyak. Dengan begitu, bagaimana kita bisa mengembalikan kehasan yang dimiliki
oleh Negara kita, disamping kita menjadi muslim yang taat atas syari’at yang
sudah di ajarkan oleh junjugan kita, Rasulullah SAW. Wallaahu A’lam
Bis-Shawab.