Pada awalnya
saya tidak menyangka akan terjadi sebuah tragedi yang menyayat hati setiap
orang yang menyaksikanya. Sebagaimana yang kita kenal Negara Indonesia sudah
membukukan banyaknya tragedi alam khusunya bencana alam yang terjadi di
mana-mana membuat setiap orang yang menyaksikanya mengeryitkan matanya di saat
dia menyaksikanya secara langsung. Lain halnya dengan bencana peperangan dan banyaknya
gencatan senjata di Negara lain seperti Negara terbesar yaitu; seperti Amerika
yang selalu menjadi ikon terdepan dalam setiap hal bisnis, politik, teknologi
dan lain sebagainya. Akan tetapi bukanya kita sebagai bangsa Negara Indonesia takut
untuk melakukan hal yang sama, malahn negera Indonesia sangat bisa dan
menjanjika hal yang lebih dari itu semua, hanya saja di kalangan orang
tertinggi yang paling berkopeten dalam struktur kenegaraan banyak yang tidak
bisa menyatukan hati antara yang satu dengan yang lainya. Dan juga kurangnya kesadaran atas kinerja
yang di embanya sehingga lebih banyak pe langgaranya daripada pelaksanaanya.
Okelah pada
saat ini walau Negara Indonesia banyak mengalami berbagai problema alam
dan juga sosial yang semakin memntik perhatian banyak kalangan, khususnya para
pengamat duni perpolitikan.
Seperti akhir-akhir ini suasana negera Indonesia agak sedikit memantik
perhatian banyak orang, karena banyaknya bencana yang terjadi, dan hal itu
tentu membuat kita bertanya-tanya. Apakah itu cobaan, peringatan, atau adzab
dari Allah. Karena banyaknya orang dari kalangan kita yang melakukan maksiat,
entah hal itu maksiat kecil ataupun
maksiat yang besar. Itu semua merupakan perbuatan yang keji dan Allah akan
membalasnya di akhirat kelak, ketika dia dipanggil kehadirat Allah Swt. Dari
banyaknya bencana saat ini, kita terlebih dahulu mengingat bencana yang menimpa
Indonesia di Banda Aceh, yaitu bencana Tsunami. Yang merupakan bencana terbesar
menimpa Indonesia. Kesaksian tentang gelombang dahsyat yang menerjang Aceh pada
Minggu, 26 Desember 2004. Gelombang yang tak hanya merenggut nyawa sekitar 220
ribu orang di Aceh, tetapi juga menebar maut sampai ke Afrika.
Setiap sesuatu yang
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, pasti tidak akan pernah lepas dari
yang namanya kesedihan dan kebahagiaan, karena keduanya merupakan dua korelasi
yang tidak pernah terpisahkan sampai kapanpun. Dan merupakan sebuah ketetuan
dari Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt dalam al-Qur’an yang artinya “ maka
ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang-orang yang
mempunyai pandangan (QS.Al-hasyr;(59;2))”. Dengan firman Allah di atas
dapatlah kita mengambil kesimpulan, bahwasanya Allah menganjurkan bagi setiap
manusia untuk menjadi kaca perbandingan di setiap terjadi sebuah bencana yang
menimpa diri kita dalam kehidupan di dunia ini.
Dari bencana Tsunami yang
menimpa Banda Aceh, pada saat itu banyak hal yang dapat kita jadikan sebagai
kaca perbandingan, mulai dari terjadi sebab-sebabnya sampai terjadinya, dan
juga rahasia yang terpendam di dalamnya. Salah satu contohnya, dapat kita
pahami dari orang-orang yang selamat dari maut Tsunami tersebut. “Salah satu
yang dapat kita ambil hikmah dari salah satu cerita yang tersohor pada saat
itu, yaitu; Martunis; anak berumur 9 tahun, yang selamat setelah terapung-apung
selama 21 hari di lautan. Kisahnya menjadi mendunia, karena kaos bola yang
dipakainya bernomor punggung “ Rui Costa” membuatnya jadi liputan media
internasional. Banyak pemain bola Portugal yang berniat membantu keluarga
Martunis.
Di Indonesia pada saat ini
tidak dapat dielakkan lagi tentang banyaknya bencana yang menimpa kehidupan dan
juga alam di sekitar kita, dan hal itu pada saat ini seakan menjadi tontonan
setiap kasat mata kita. Begitulah kehidupan tak selamanya berjalan lurus,
karena kehidupan bagaikan gelombang di samudra luas. Dan pada saat ini hal
itulah yang kurang di mengerti oleh kebanyakan orang sekarang, karena mereka
lebih percaya pada perkembangan zaman yang baru, penuh dengan pesona dan
menjanjikan akan kebenaran dan tujuan orang-orang Barat dalam penciptaan hal
tersebut.
Akan tetapi siapa sangka,
pada akhir-akhir ini pula presiden Indonesia DR. H. Sosilo bambang yudhoyono, menproleh
penrghargaan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang terkumpul di dalamnya
perwakilan dari setiap negara. Peghargaan
tersebut sangat membanggakan di kancah kepemimpinan dari seluruh Negara karena
menjadi Negara Indonesia menjadi Negara yang dapat meminimalisir terjadi bencana alam.
Walaupun di tilik dari realita yang ada, Indonesia masih banyak kekuranganya
dalam menanggulangi bencana alam. Wallaahu
A’lam bis Shawab.