twitter
rss



“Katakanlah, kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)
Apabila kita membicarakan masalah pengintegrasian antara Ilmu kesehatan dan Ilmu Agama, pastinya kita akan berfikir tentang bagaimana sebenarnya hubungan antara keduanya hingga menjadikan sebuah pengobatan yang memang benar-benar sesuai dengan tuntunan dan aturan dalam Syari’at Islam. Walaupun ketentuan Allah Swt akan kematian tidak akan pernah bisa ditunda-tunda. Hal ini sanagat mengiris perhatian kita selama ini. Karena banyak hal tentang pengobatan yang disayangkan keberadaanya dan membuat keresahan yang berkelanjutan. Hal ini terjadi karena individunya sendiri yang kurang memehami apa itu pengobatan dalam Ilmu Kedokteran. Terutama berkaitan degan kemanusiaan yang menjadi konsumen utama dalam masalah obat berobat.
Dalam hal penaganan yang sempurna dalam kedokteran. Hal itu yang menjadi prioritas pertama dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter. Tentu keninginan tersebut jangan sampai tercemarkan, terutama bagi seorang dokter sendiri dan yang paling utama biasanya berasal dari para individu-individu konsumen yang dari luar kedokteran.
Sebenarnya, kepercayaan masyarakat saat ini pada umumnya sangat yakin atas pengobatan yang dilakukan oleh dokter. Disamping mereka sangat meyakini kekuasaan Allah Swt. Maka, dengan begitu sangat penting bagi para peminat dan pengamat kesehatan agar lebih mementingkan kemaksimalan pemberian bantuan kepada para konsumenya. Tidak bisa di elakkan lagi, tentang seberapa penting kesehatan bagi kehidupan seseorang. Karena apabila seseorang sehat, maka dengan sendiri dia bisa melaksanakan aktifitas sehari-hari, terutama aktifitas beribadah kepada Allah Swt.
Pada saat ini, yang menjadi pembicaraan hangat diantara kita adalah; bagaimana kita mengintegrasikan antara ilmu Kesehatan dan agama Islam, yang memang membutuhkan kejelasan dan ketegasan dalam menentukan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap keduanya.
Berkaitan degan yang namanya pengobatan, perlu kita syukuri semua. Karena pada saat ini kita sudah banyak dari kalangan orang pada masa sekarang ini sudah paham dan mengerti secara mendalam, tentang penyakit apa yang melanda orang yang sakit dan bagaimana resep pengobatannya agar supaya mencapai pengobatan yang sempurna. Sebelumnya, pada zaman dahulu banyak dari orang-orang yng sedang dilanda penyakit dan mencari pengobatan kepada para dukun, ataupun hal-hal yang berbau mistik, go’ib dsb. Tentu, hal ini kalau kita kaitkan dengan Syari’at dalam Islam, memang benar-benar melanggar ketentuan yang telah tersurat dan tersirat dalam Al-qur’an. Kitab yang agung dan mulia tiu, menyimpan berbagai ilmu pengetahuan. Apalagi yang berkaitan langsung dengan kesehatan itu sendiri. Sejak dahulu Rasulullah Saw, sudah mengajari tentang bagaimana cara mengobati yang benar-benar bersumber dari Al-qur’an dan menjadi panutan seluruh ummat islam pada zaman dahulu hingga sekarang ini. Walaupun dahulu tidak mengenal cara-cara pengobatan yang seperti sekarang ini, alhamdulillah pengobatan yang dilakukan oleh para Thobib (dokter) pada zaman dahulu sangat manjur dan memang benar-benar langsung berasal dari tuntunan Allah dan Rasulnya.
Dahulu memang kehidupan yang serba sederhana dan penuh dengan perjalanan yang sangat terjal, walau tidah dalam permasalahan kesehatan. Akan tetapi, ketika melakukan peperangan tidak boleh tidak pasti ada yang terluka dalam pertempurannya. Dan hal itulah yang menjadi titik awal pembelajaran tentang bagaimana melakukan bantuan dalam pengobatan terhadap orang-orang yang terluka. Hal inilah yang menjadi acuan pada saat ini. Terutama bagi para dokter ataupun yang sejenisnya untuk merealisasikan kembali kebiasaan yang sudah dahulu tampak di wajah perjuangan Islam. Hal ini tidak mudah bisa terjadi, kecuali adanya semangat dan minat yang tinggi dalam diri kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan ilmu sosial yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah pada zaman dahulu.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan pendidikan. Definisi dan pengertian Ilmu kesehatan ataupun kerab dengan Ilmu kedokteran bermacam-macam. Begitu pula dengan Agama Islam yang dikemukakan oleh para ahli bermacam-macam.
Di bawah ini, ada beberapa definisi tentang Agama Islam yang dikemukakan oleh beberapa orang ulama dan intellegentsia Islam.
Antara lain: Pertama; Agama Islam menurut “Musthafa Abdu ‘R-Raziq”: Agama (ad-Din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya yang bisa membedakan antara mana yang halal dan mana yang haram, untuk membawa makhluk yang menganutnya memiliki rohani yang kuat. Kedua; Agama Islam menurut “Majlis ‘Ulama Persatuan Islam”: Agama ialah; wahyu Ilahi yang diturunkan dari Allah kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap manusia.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat kita ambil kesimpulan secara umum. Bahwa Agama Islam adalah; wahyu yang diturnkan oleh Allah Swt kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada manusia yang di dalamnya terhimpun tata aqidah yang mengatur segala pri-kehidupan manusia dalam pelbagai hubungan; baik hubungan manusia dengan Tuhanya, ataupun hubungan antara manusia dengan mnusia itu sendiri, dan juga hubungan manusia dengan alam lainya.
Dan adapun istilah secara umum dalam Ilmu Kesehatan ialah; Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau berkaitan dengan kepemilikan istilah berkaitan langsung dengan kesehatan mental. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial di sekeliling kita) (Mujib dan Mudzakir, 2001, 2003).
Pembahasan dan definisi tentang Agama Islam sebenarnya tidak memiliki batas yang harus kita jalankan dan perhatikan. Hanya saja Islam memberikan sebuah jembatan yang harus dilewatinya dan harus dajadikan rambu-rambu dalam menempuh jalan yang memang kita pilih. Dan jembatan tersebut adalah Syari’at yang berlaku dalam Islam.
Pada saat kita memberikan pengertian tentang Agama Islam, maka di anjurkan bagi kita untuk mengetahui tujuan-tujuan yang memang kita inginkan sesuai dengan pengertian yang kita utarakan.
Berkaitan dengan ilmu Kesehatan yang Agamis, nampaknya sangat kita inginkan dan memang menjadi harapan  banyak ummat Islam di Dunia. khususnya di Negara kita Indonesia yang masyarakatnya rata-rata menganut agama  Islam, walaupun ada sebagian yang masih memiliki keyakinan di luar keyakinan Agama Islam itu sendiri. Betapa indahnya di saat  kita menyaksikan pengobatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, di samping memberikan kesempurnaan yang haqiqi dan juga bisa bisa meneruskan estafeta perjuangan yang telah dipercontohkan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu. Di mana beliau harus melakukan beberapa terapi pengobatan yang serba bersumber dari Al-qur’an.
Untuk merealisasikan perkembangan ilmu Kesehatan yang Agamis di sini. Sebenarnya, membutuhkan pengorbanan baik material ataupun Non-material kepada para anak-anak bangsa yang bergelut di bidang pengobatan ataupun kedokteran. Dengan cara memberikan keringanan dalam biaya ataupun yang kerap dengan sebutan beasiswa kepada anak yang kurang mampu. Walaupun hal ini sebenarnya sudah banyak di lakukan oleh pemerintah-pemerintah pada saat ini. Akan tetapi masih kurang di bawah rata-rata sebagaiman bantuan yang memang kita inginkan dengan sebenrnya. Apalagi kalau kita perhatikan baik-baik tentang pembiayaan sekolah kedokteran pada zaman sekarang ini. Barang tentu, jauh sekali dari keinginan yang kita inginkan, karena memang sejak dahulu sampai sekarang masih menjulang tinggi dari rata-rata biaya standart, sebagaimana mestinya.
Pergeseran zaman dan kemajuan teknologi tidak bisa kita elakkan kembali. Begitupula berkaitan dengan pengobatan yang pada saat ini menggunakan alat-alat yang sangat canggih. Pada saat ini sudah dapat diketahui penyakit dan dapat diobati dengan obat-obatan yang bagus dan juga menggunakan pengobatan yang sangat canggih pula.
Sebenarnya bukan hal yang luar biasa, bilamana ada seseorang yang ahli dalam sebuah bidang, terutama bidang yang berkaitan dengan pengobatan. Karena memang orang yang memiliki ahli tersebut mempunyai keinginan untuk mengetahui sesuatu yang memang diinginkannya. Lantas, dengan cara apa dan bagaimana orang tersebut bisa mencapai mimpi yang selama ini tergiang dalam perjalanan kehidupannya. Merupakan hal yang sederhana apabila seseorang mengiginkan sesuatu, tentu dia akan berusaha semaksimal mungkin demi mencapai cita-citanya tersebut. Hal inilah yang sering kita lupakan. Beberapa banyak orang yang gagal karena mereka tidak memiliki keinginan dan tekad (al-azmu) yang kuat untuk mencapai hal yang demikian.
Secara realita, memang ada penyakit yang berasal dari virus, bakteri, baksil-baksil yang perlu pengobatan secara medis. Akan tetapi ada juga penyakit yang tidak berasal dari ketiga contoh di atas, akan tetapi berasal dari dalam diri manusia itu sendiri dengan tiba-tiba dia dilanda sakit. Dengan pembagian  kedua asal mula adanya penyakit tersebut. Mari kita asah lagi pengetahuan kita tentang keagamaan yang pastinya akan menjadikan sebuah obat yang memang khusus untuk penyakit yang bersumber dari dalam jiwa.
Perlu interospeksi diri sebelumnya. Apakah kita sudah banyak memahami tentang agama Islam yang memang benar-benar kita yakini kebenarannya. Dan disitulah kita akan menyangkut pautkannya  dengan hal-hal yang berkaitan langsung dengan ilmu Kesehatan. Pengintegrasian antara ilmu Kesehatan dan Keagamaan merupakan hal yang sampai saat ini masih berusaha dikembangkan, walau sudah berkembang dari masa ke-masa.
Pada zaman dahulu penyakit yang diderita oleh seseorang dihubung-hubungkan dengan spiritual. Jika ada orang yang sakit, mereka akan membawanya kepada orang yang pintar, ma’af biasanya kalau pada zaman sekarang ini bisa di bilang “dukun”. Dengan tujuan agar orang yang sakit bisa sembuh, dengan cara langsung berdialog dengan makhluk halus dan meminta agar yang sakit tadi bisa segera disembuhkan.
Seperti pada zaman sekarang ini. Di saat pemikiran manusia  mengalami perkembangan. Maka, sedikit demi sedikit kebiasaan yang seperti tadi mulai luntur dan lambat laun mulai dilupakan oleh orang-orang pada sekarang ini. Hal ini tidak lepas dari sumbangsih yang begitu besar diberikan oleh orang-orang yang banyak bergelut dan tahu tentang Ilmu pengobatan atau kedokteran. Dengan begitu, pada saat ini sudah banyak orang yang tidak menggunakan pengobatan seperti dahulu lagi, karena mereka memiliki keyakinan kepada apa yang telah diberikan oleh dokter dengan menggunakan obat-obatan yang memang canggih sehingga dengan izin Allah Swt orang yang sakit bisa sembuh seperti semula.
Akan tetapi, walaupun masyarakat luas sudah mulai menjauh dari ritual pengobatan secara mistik. Tidak serta merta, kita akan bebas dengan sebebas bebasnya  menyakini Ilmu Kedokteran tanpa adanya dasar yang kongkrit. Karena itu semua tidak pernah lepas dari kuasa Allah Swt. Dari itu, walaupun pada zaman sekarang ini kedokteran menjadi alternatif pengobatan yang menjanjikan, kita juga tidak boleh lepas dari Iman dan keyakinan kepada Allah Swt. Karena dengan begitu, kita akan memperoleh kedudukan di sisi manusia dan juga memperoleh pahala yang besar di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Atas dasar perubahan perspektip dan kepercayaan Bangsa Indonesia, terhadap Tuhan Yang Maha Esa maka prikehidupan beragama dan pri-kehidupan kepercayaan terhada Tuhan Yang Maha Esa di dasarkan dengan kebebasan menghayati dan mengamalkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan falsafah pancasila.
Dengan warna-warni perjalanan sejarah perkembangan Ilmu Kedokteran yang Agamis di dalam dunia Islam, pada akhirnya ilmu Kedokteran tersebut bisa berkembang dengan pesat. Khususnya di dalam dunia Islam dan bisa merubah perspektif (anggapan) Masyarakat luas terhadap pengobatan dengan sebutan Ritual. Wallaahu A’lam bis-Shawab.
           

0 komentar:

Posting Komentar