pada saat dan masa yang sudah berubah dengan
cepatnya, sehingga banyak hal yang baru hadir di tengah-tengah kehidupan kita
pada sat ini. Dari hal itu, banyak dari kita yang menerimanya dengan begitu
saja, tanpa memikirkan tentang hal-hal yang akan terjadi setelahnya. Akan
tetapi, saya bersyukur dan merasa legah ketika mengetahui akan banyaknya orang
yang juga masih belum menerima kedatangan hal tersebut dengan cara begitu saja,
karena mereka memiliki anggapan akan banyak hal buruk yang akan terjadi. Tentu
kita akan berpikir lebih dalam untuk menerima kedatangan perubahan ini, kecuali
apabila kita sudah siap untuk menyatu di dalamnya dengan membawa bekal iman
yang tebal dan tidak hanya setengah-setengah.
Saya khususnya, meresa bersyukur karena bisa menimba
ilmu, mengembangkan diri, dan menyatu di dalamnya dengan sepenuh jiwa pada
setiap harinya di sebuah pondok pesantren. Dan juga pada setiap harinya selalu di pantau
dan di perhatikan agar bisa berlaku seakan-akan
mencerminkan yang sudah di ajarkan oleh Rasulullah pada zaman dahulu, walaupun
sudah tidak sama persis dengan yang dahulu. Yang tidak kalah pentingnya lagi,
kita sebagai seorang pesantren yang selalu di ajari tentang agama, bagaimana
reaksi kita dalam menyikapi zaman yang sudah berubah jauh dari yang dulu, pada
saat ini di kenal dengan sebutan zaman modern, dan yang lebih miris lagi adalah
banyaknya orang yang tidak tau caranya untuk menghadapi zaman tersebut,
sehingga dia malahan menjadi aktor perusak syari’at islam yang telah tersiar di
seantero dunia pada saat ini. Dan hal itu bukan hal yang biasa lagi bagi kita
ummat islam sendiri.
Kita harus selalu merenung ataupun muhasabah diri pada
setip hari, agar kita bisa membentengi diri kita dari hal buruk zaman modern
ini. Salah satu pertanyaan yang belum saya temukan jawabanya adalah: apakah
anggapan zaman ini tentang pondok pesantren yang masih eksis dan bertahan
dengan begitu gagahnya? siap mambendung semua hal buruk yang sudah mulai tampak
dihadapan mata kita. Pondok pesantren yang membina dan menyimpan aset agama
yang begitu besar dengan semua tuntunan syari’at islam, dan telah di berlakukan
bahkan sudah menjadi kebiasaan dalam lingkup dunia pesantren. Hal itulah yang
harus kita pertahankan sampai akhir zaman nanti tiba dan harus kita istiqamahkan,
karena apabila kita melakukanya tanpa ada cahaya iman di dalam diri kita dan
kita setenga-setengah dalam melakukanya maka hal buruk yang akan menghampiri
kita bukan mendatangkan kebaikan bagi kita. Sebagaimana firman Allah dalam
Al-quran yang Aritnya “wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada
Allah dengan sebenar benarnaya taqwa dan jangganlah kalian sekali-kali mati, keculi
dalam keadaan beriman”. Ayat di atas merupakan sebuah peringatan kepada
orang-orang yang beriman agar selalu berada dalam aturan dan syari’at
Allah, yaitu dengan bertaqwa kepadanya dan juga agar memeliki iman dalam
hatinya untuk di bawa wafat kelak.
Sebagian
kecil contoh yang dapat kita jadikan gambaran hidup pada zaman sekarang ini
adalah banyaknya pemimpin yang kurang layak untuk di jadikan pemimpin karena
bukan profesinya. Yang kita ketahui seorang pemimpin harus menjadi top figure
dan panutan orang di sekitarnya. Karena apabila seseorang melakukan sesuatu
yang bukan bidangnya, maka tunggulah waktu kehancuranya. Salah satu contohnya
yaitu; banyaknya korupsi yang merajalela dan masih eksis di tengah-tengah
geliat zaman sekarang ini.
Berpikir tentang masa depan yang harus di lakukan
adalah sebuah keharusan yang di miliki oleh seseorang agar memiliki pandangan
dan tujuan hidup yang sebenarnya. Soalnya banyak orang yang gagal karena
berpikirnya sampai di situ saja tidak memiliki pandangan hidup yang lebih jauh
untuk di jadikan motivasi di sepanjang hidupnya. Walaupun realita membuktikanya,
bahwa tidak semua orang bisa mencapai semua yang telah di cita-citakanya sejak
awal pencarian hidupnya. Sudah menjadi keharusn dalam sebuah pondok pesantren
yang mana pada setiap santrinya di tanamkan jiwa mandiri dan selalu di beri
arahan-arahan hidup yang haqiqi untuk menempuh masa depan yang gemilang dan
juga agar menjadi seorang pemimpin ummat yang selalu ta’at dan di ta’ati
oleh setiap orang yang di pimpinnya ataupun bawahanya. Seorang pemimpin harus
menjadi teladan orang yang di sekitarnya agar selalu mendatangkan kebaikan dan
kedamaian setiap saat. Sebagaimana di sampaikan oleh KH. Moh. Khairi Husni
S.Pd.I dalam sebuah pertemuan “seoramg muslim yang haqiqi adalah apabila dia
membuat orang lain merasa aman dari lisanya dan prilakunya”.hal itu sudah di
tanamkan sejak awal berlabuh dalam pendidikan di pondok pesantren Al-Amien
prenduan, karena para guru berharap dengan begitu seorang santri akan lebih
berpikir dewasa dalam setiap melakukan sebuah pekerjaan, khususnya yang
berkenaan dengan hidup yang selalu teriasi dengan syari’at islam.
Pada setiap saat zaman sedikit demi sedikit akan
terus berkembang dengan begitu pesatnya, sehingga tantangan hidup akan selalu
bertambah lebih berat dan lebih sulit. Akan tetapi apakah kita akan menyerah begitu saja?. Tidak, kita harus
selalu berusaha mencari jaln terbaik agar bis keluar dari keadaan tersebut.
Karena dengan usaha yang kitalekukan hidup kita dari kehari akan selalu berubah
dari yang kurang baik menjadi baik. Karena hal itusudah menjadi ketenuan Tuhan terhadap
hamba-hambanya. Allah sampai berjanji dalam sebuah firman “dalam setiap
kesulian pasti ada kemudahan”. Iutlah salah satu Ayat yang membahas tentang
janji Allah terhadap hambanya yang selalu erusaha dalam hidupnya.
Pada hakekatnya seorang santri merupakan pejuang
yang tiada henti dan tanpa lelah dalam
setiap waktu walau dalam eadaan yang bagai manapun. Akan tetapi hal itu tidak
pernah di sadari oleh santri itu sendiri. Dari itu kita bisa mengambil
pelajaran tentang bagaimana sebenarnya kita harus berbuat. Wallahu A’lam bis
shawab.