twitter
rss



Berawal dari apa yang penulis alami. Pada saat itulah tumbuh yang namanya kesadaran tentang sebuah pemimpim, yang mana pemimpin harus bisa memuaskan orang-orang yang di pimpinnya dan juga seorang pemimpin harus bisa memelihara waktu dan juga mempergunakanya degan baik. “Menjalin Ukhuah Dan Menjalankan Amanah dengan Mengamalkan Syariat Islamiyah” itulah tema yang di angkat oleh para panitia ORDIPA’11 (Orientasi Studi Dan pengenalan Almamater). Dari tema tersebut dapat kita simpulkan bahwa seorang maha siswa yang lebih utama adalah mahasiswa yang berjiwa santri, terdapat dalam hatinya sebuah kesucian hati dan kemurnian hidup penuh dengan kejujuran.
            Sebagimana di ungkapkan oleh Dr. KH. Ahmad Fauzi Tijani, MA. Beliau adalah Wakil Rektor IDIA Al-Amien Prenduan dalam pembukaan ORDIPA’11., bahwa kita harus benar-benar sadar lewat yang namanya Orientasi dan juga di dasari dengan kecintaan yang tulus dan juga orang yang di cintai oleh Allah adalah orang yang bisa mengatur waktu dengan baik dan juga bisa mengendalikanya dengan baik. Merupakan hal yang sangat mulia, bila mana seorang siswa terdapat dalam dirinya jiwa santri yang benar-benar santri. Insyaalah dengan Taufiq, Hidayah dan Ma’unah dari Allah Swt dia akan menjadi orang yang terpuji di dunia dan akhirat kelak.
            Saat yang begitu cepat membawa perjalanan hidup kita di dunia ini, seakan hari begitu menghimpit bila kita tidak melakukan apa-apa dalam hidup. Terutama perubahan yang bisa membawa kita kepada kebaikan. Hal itulah yang dialami oleh seorang santri dn selalu berusaha untuk di peroleh dengan selalu memperbaiki diri di setiap hari-hari menjalani hidup. Begitu pula soerang maha sisiwa yamg memiliki jiwa santri, akan selalu tercermin dalam tingkah lakunya sebuah kemuliaan yang tiada batas nilainya. Dengan hal itu semua, akan menjadi sebuah investasi akhirat yang tidak terkira nilinya.
            Berbicara tentang seorang maha siswa, kita akan selalu berfikir bahwa maha siswa itu hidup dengan bebas dan memiliki sebuah pilihan masing-masing hidup sesuai denga pilihan mereka masing-masing dan juga bebas bergaul di luar batas Syariat islam yang kita jadikan pedoman hidup sehari-hari. Hal itu sangat tidak masuk akal. Karena, di zaman yang sudah moderen ini andai saja kita mengarungi lautan hanya dengan naik sampan kecil, maka besar kemugkinan kita akan mengalami hal yang sangat buruk akan menimpa kita dalam perjalanan nantinya. Karena hal itu merupakan sesuatu yang sangat mugkin terjadi. Akan tetapi apabila kita ingin meyebrangi lautan luas dengn menaiki kapal besar yang memang sepantasnya di pergunakanya, maka InsyaAllah dengan izin Allah Swt, kita akan selamat dari banyaknya kemungkinan yang akan kita hadapi nantinya ketika sudah berlabuh. Keduanya merupakan dua hal yang memang tidak bisa terpisahkan dari apa yang di sebut Sunnatullah.
            Berkaitan dengan Ukhuah Islamiyah yang harus dilakukan oleh seorang Maha siswa. Hal ini berkaitan erat degan persaudaraan hidup kita di dunia ini, dan hal itu sudah sepantasnya kita lakukan, di samping memang sudah menjadi ajaran agama Islam itu sendiri. Dengan mengmalkan hal ini, kita akan bisa merasakan indhnya dan nikmatnya arti persaudaraan yang kadang kala kita tidak menyadarinyadi saat kita sudah di kuasai oleh nafsu yang sedang membelenggu perjalanan hidup kita di dunia ini. Kebiasaan ukhuah islamiyah sangat di perlukan dalam kehidupan di dunia ini. Kareana degang begitu kita memperoleh pahala di sisi Allah dan juga akan sngat berarti di tengah-tengah kehidupan insan di sekitar kita. Ukhuah islamiya sama halnya degan silaturrahmi, dengan sering kita melakukan silaturrahmi, maka kita akan di  panjangkan umurnya oleh Allah Swt. Karena hal ini merupakan janji yang tidak akan pernah di ingkari oleh Allah. Beda halnya dengan janji yang di lontarkan oleh manusia, karena memang manusia hanya bisa berencana dan berusaha dan tuhan yang menentukan, apakah dia sepantasnyalah mendapatkan apa yang di inginkanya atau sebaliknya.
            Hal kedua yang perlu kita pelajari dan perhatikan sebagai seorang maha sisiwa adalah menjalankan amanah dengan mengamalkan Syari’at Islam. Dari kalimat ini, seakan-akan mengajak kita untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah itu tercermin dari ajaran-ajaran yang harus di aplikasikan oleh Ummat Rasulullah SAW, dalam kehidupanya sehari-hari. Sebgaiman firman Allah dalam Al qur’an yang berbunyi;”tangan Allah diatas tangan-tangan mereka”. Hal ini sangat jelas bahwa semua peminpin yang ada di muka bumi ini secara tidak langsung mereka adalah pemimpin yang di utus oleh Allah kedunia untuk melaksanakan Visi dan Misi yang menjadi sasaran utama agama islam itu sendiri. Dengan begitu bagi kita gar seharusnyalah mentaati  beliau-beliau yang telah berjasa kepada kita dengan rela  memberikan sebagian ilmunya kepada kita, sehingga kita menjadi orang uang berilmu.
            Kedua hal ini akan mejadi tambahan pengetahuan dan bekal yang sangat berarti bagi kita sebgai seorang maha sisiwa yang maha santri. Karena hal itu jarang sekali di miliki oleh banyak Maha siswa alaupun mereka sudah lama mengeyam pendidikan di bangku kuliah. Hal ini memang terasa sulit untuk kita lakukan, akan tetapi dengan membiasakan diri untuk bisa menjalankanya, maka kita pasti bisa mencapai cita-cita dan keinginan yang kita inginkan. Jangankan hanya cita-cita, kedudukan dan juga pangkat yang tidk kekal itu, pahala yang berlipat dan juga kedudukan yang tinggi di sisi Allah Swt akan di raihnya. Asalkan kita benar-benar ingin melalkukanya dengan sungguh-sugguh dan penuh tekan dan keyakinan yang kuat untuk bisa mencapainya dengan pencapayan terbaik, baik di du        nia ataupun di akhirat kelak. Wallahu A’lam bis shawab.
           


0 komentar:

Posting Komentar