Berawal dari apa yang penulis alami. Pada saat itulah tumbuh yang
namanya kesadaran tentang sebuah pemimpim, yang mana pemimpin harus bisa
memuaskan orang-orang yang di pimpinnya dan juga seorang pemimpin harus bisa
memelihara waktu dan juga mempergunakanya degan baik. “Menjalin Ukhuah Dan
Menjalankan Amanah dengan Mengamalkan Syariat Islamiyah” itulah tema
yang di angkat oleh para panitia ORDIPA’11 (Orientasi Studi Dan pengenalan
Almamater). Dari tema tersebut dapat kita simpulkan bahwa seorang maha siswa
yang lebih utama adalah mahasiswa yang berjiwa santri, terdapat dalam hatinya
sebuah kesucian hati dan kemurnian hidup penuh dengan kejujuran.
Sebagimana di ungkapkan oleh Dr. KH.
Ahmad Fauzi Tijani, MA. Beliau adalah Wakil Rektor IDIA Al-Amien Prenduan dalam
pembukaan ORDIPA’11., bahwa kita harus benar-benar sadar lewat yang namanya
Orientasi dan juga di dasari dengan kecintaan yang tulus dan juga orang yang di
cintai oleh Allah adalah orang yang bisa mengatur waktu dengan baik dan juga
bisa mengendalikanya dengan baik. Merupakan hal yang sangat mulia, bila mana
seorang siswa terdapat dalam dirinya jiwa santri yang benar-benar santri.
Insyaalah dengan Taufiq, Hidayah dan Ma’unah dari Allah Swt dia
akan menjadi orang yang terpuji di dunia dan akhirat kelak.
Saat yang begitu cepat membawa
perjalanan hidup kita di dunia ini, seakan hari begitu menghimpit bila kita
tidak melakukan apa-apa dalam hidup. Terutama perubahan yang bisa membawa kita
kepada kebaikan. Hal itulah yang dialami oleh seorang santri dn selalu berusaha
untuk di peroleh dengan selalu memperbaiki diri di setiap hari-hari menjalani
hidup. Begitu pula soerang maha sisiwa yamg memiliki jiwa santri, akan selalu
tercermin dalam tingkah lakunya sebuah kemuliaan yang tiada batas nilainya.
Dengan hal itu semua, akan menjadi sebuah investasi akhirat yang tidak
terkira nilinya.
Berbicara tentang seorang maha
siswa, kita akan selalu berfikir bahwa maha siswa itu hidup dengan bebas dan
memiliki sebuah pilihan masing-masing hidup sesuai denga pilihan mereka
masing-masing dan juga bebas bergaul di luar batas Syariat islam yang kita
jadikan pedoman hidup sehari-hari. Hal itu sangat tidak masuk akal. Karena, di
zaman yang sudah moderen ini andai saja kita mengarungi lautan hanya dengan
naik sampan kecil, maka besar kemugkinan kita akan mengalami hal yang sangat
buruk akan menimpa kita dalam perjalanan nantinya. Karena hal itu merupakan
sesuatu yang sangat mugkin terjadi. Akan tetapi apabila kita ingin meyebrangi
lautan luas dengn menaiki kapal besar yang memang sepantasnya di pergunakanya,
maka InsyaAllah dengan izin Allah Swt, kita akan selamat dari banyaknya
kemungkinan yang akan kita hadapi nantinya ketika sudah berlabuh. Keduanya
merupakan dua hal yang memang tidak bisa terpisahkan dari apa yang di sebut Sunnatullah.
Berkaitan dengan Ukhuah Islamiyah
yang harus dilakukan oleh seorang Maha siswa. Hal ini berkaitan erat degan
persaudaraan hidup kita di dunia ini, dan hal itu sudah sepantasnya kita
lakukan, di samping memang sudah menjadi ajaran agama Islam itu sendiri. Dengan
mengmalkan hal ini, kita akan bisa merasakan indhnya dan nikmatnya arti
persaudaraan yang kadang kala kita tidak menyadarinyadi saat kita sudah di
kuasai oleh nafsu yang sedang membelenggu perjalanan hidup kita di dunia ini. Kebiasaan
ukhuah islamiyah sangat di perlukan dalam kehidupan di dunia ini. Kareana
degang begitu kita memperoleh pahala di sisi Allah dan juga akan sngat berarti
di tengah-tengah kehidupan insan di sekitar kita. Ukhuah islamiya sama halnya
degan silaturrahmi, dengan sering kita melakukan silaturrahmi, maka kita akan
di panjangkan umurnya oleh Allah Swt.
Karena hal ini merupakan janji yang tidak akan pernah di ingkari oleh Allah.
Beda halnya dengan janji yang di lontarkan oleh manusia, karena memang manusia
hanya bisa berencana dan berusaha dan tuhan yang menentukan, apakah dia
sepantasnyalah mendapatkan apa yang di inginkanya atau sebaliknya.
Hal kedua yang perlu kita pelajari
dan perhatikan sebagai seorang maha sisiwa adalah menjalankan amanah dengan
mengamalkan Syari’at Islam. Dari kalimat ini, seakan-akan mengajak kita
untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah itu tercermin
dari ajaran-ajaran yang harus di aplikasikan oleh Ummat Rasulullah SAW, dalam
kehidupanya sehari-hari. Sebgaiman firman Allah dalam Al qur’an yang
berbunyi;”tangan Allah diatas tangan-tangan mereka”. Hal ini sangat jelas bahwa
semua peminpin yang ada di muka bumi ini secara tidak langsung mereka adalah
pemimpin yang di utus oleh Allah kedunia untuk melaksanakan Visi dan Misi yang
menjadi sasaran utama agama islam itu sendiri. Dengan begitu bagi kita gar
seharusnyalah mentaati beliau-beliau
yang telah berjasa kepada kita dengan rela
memberikan sebagian ilmunya kepada kita, sehingga kita menjadi orang
uang berilmu.
Kedua hal ini akan mejadi tambahan
pengetahuan dan bekal yang sangat berarti bagi kita sebgai seorang maha sisiwa
yang maha santri. Karena hal itu jarang sekali di miliki oleh banyak Maha siswa
alaupun mereka sudah lama mengeyam pendidikan di bangku kuliah. Hal ini memang
terasa sulit untuk kita lakukan, akan tetapi dengan membiasakan diri untuk bisa
menjalankanya, maka kita pasti bisa mencapai cita-cita dan keinginan yang kita
inginkan. Jangankan hanya cita-cita, kedudukan dan juga pangkat yang tidk kekal
itu, pahala yang berlipat dan juga kedudukan yang tinggi di sisi Allah Swt akan
di raihnya. Asalkan kita benar-benar ingin melalkukanya dengan sungguh-sugguh
dan penuh tekan dan keyakinan yang kuat untuk bisa mencapainya dengan
pencapayan terbaik, baik di du nia
ataupun di akhirat kelak. Wallahu A’lam bis shawab.