DIBALIK SENYUM BIBIR MERAHMU
Pada ladang cinta yang kering kerontang
Tertusuk mentari perih luka
Pedih bagai tersiram air garam
Meng himpit hati kala hendak berkata
Hancur terasa
Lara dalam jiwa
Kala meresap cinta di balik senyum bibir
merahmu
Janjiku…
Bila mentari senja sudi menyambutku
Kan kuserahkan cinta dalam hatiku
Tuk kita rasut kata bercumbu
Menimbun lara dimasa lalu
Datang sudah angin cinta itu
Terbang bersama angin samudra
Berdesir disetiap aliran darahku
Hingga membawaku ke telaga muara
Gemerincih angin menerpa alang-alang
Berdesir bersama kerindunku
Yang bersemedi sepanjang mentara menyapa
dunia kehidupan
Seakan hidup berada dalam sebuah
pengertian rindu
Yang tak usang oleh kencangnya samudra
di lautan dan perinya sebuah pengkhianatan
Apakah hidupku akan selalu merana dalam
rindu?
Ataupun bermuram durja dalam kesunyian
hati kecilku?
Tidak, lambayan pepohonan masih ingin
menemaniku dalam asmara
Walau malam tak seindah hari-hari yang
sudah tiada
Aku masih inigin bercinta
Walau hanya bersama khayalan rindu
semata
Karna kerinduanku
Masih terpatri kokok bagai batu karang
di lautan
Aku titipkan rindu ini pada keindahan
malam-malamku yang menghilang