Pengikraran
tentang sebuah pilihan (the choise) dalam
kehidupan sebenarnya sudah ada semenjak dahulu dan disiarkan langsung oleh
Allah Swt sebagaimana dalam Al-qur’an, di saat seseorang masih berada di dalam
rahim ibunya. Hal ini merupakan sebuah keharusan yang mesti di lewati oleh setiap manusia, semasih dia
dinamakan seseorang yang beriman dan mengimani para wali-wali Allah dan para
utusan-utusan-Nya, terutama yang menciptkanya lahir kea lam dunia. Sebenarnya
banyak sejali kejadian yang dilewati oleh setiap manusia dan menunjukkan sebuah
pilihan hidup yang mesti di pilhnya. Pada masa-masa hidup Rasulullah Saw banyak
sekali dari para musuh-musuh beliau yang bersedia masuk Islam menjadi pengikut
setia belia dan menjadi seorang pejuang yang merelakan nyawanya hanya untuk
membela Rasulullah dan untuk berjuang di jalan yang diRidhoi oleh Allah Swt.
Pilihan
di sini bukan hanya berkaitan dengan sesuatu yang menyangkut hubungan manusia
dengan Tuhanya saja. Akan tetapi, pilihan di sini mengenai hubungan manusia
dengan sesama manusia dan juga dengan hal-hal yang lainnya. Hal inilah yang
lebih dianjurkan oleh Allah Swt. Karena manusia hidup dalam kebersamaan dan
saling membutuhkan satu sama lain. Sebagaimana Fiman Allah dalam Al-qur’an yang
artinya, “seorang mu’min dengan mu’min
lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan satu samalain (Al-Ayah)”.
Pernyataan di sini menunjukkan bahwa kita harus saling bahu membahu satu
samalain dalam menjalani warna-warni kehidupan yang tidak kekal ini. Tentu, ini
adalah contoh dari pilihan hidup baik dan sesuai dengan petunjuk yang
difirmankan langsung oleh Allah Swt.
Pencarian
hidup manusia untuk memilih merupakan bentuk dari pencarian hidup yang berkat (keberkahan hidup). Apabila hidup
seseorang menjadi berkat, maka orang-orang yang hidup bersamanya akan merasakan
sebuah kedamaian dan ketentraman. Disamping mendapatkan perlindungan langsung
dari Allah Swt barang tentu hal itu menjadi sunnatullah bagi hamba-hambanya
yang ta’at pada Syari’at-Nya. Untuk
mengingatkan kita agar selalu ingat kepada Allah Swt, kita harus selalu ingat
bahwasannya Allah tidah pernah ingkar janji. Dari itulah kita dapat mngambil
pelajaran yang sangat penting tentang sebuah ikrar (pernyataan) janji yang harus kita tepati terutama dalam hal
keagamaan agar kita tidak termasuk ke dalam golongan hamba Allah yang munafiq.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang Artinya,”Tanda-tanda orang munafiq ada tiga, pertama: apabila berbicara bohong,
keua: apabila berjanji mengingkari, ketiga: apabila dipercaya berkkhianat
(al-hadits)”. Hal inilah yang tidak kita kehendaki dalam estafeta
perjalanan hidup manusia.
Sebenrnya,
banyak sekali pilihan yang harus dipilih oleh manusia hidup di muka bumi ini.
Akan tetapi, paling baiknya pilihan secara substansial adalah apabila di
dalamnya ada campur tangan Allah Swt. Dan hal inilah pada saat ini jarang kita
temukan, kecuali sebagian kecil saja. Ketika manusia dalam penentuan tentang
sebuah masalah yang sama-sama dianggap berada dalam garis-garis ketentuan Syari’at
Allah Swt, maka kita dianjurkan untuk melakukan yang namanya Istikharoh. Yaitu
sebuah pilihan yang kita serahkan langsung kepada Allah Swt. Dan pada saat itulah
dengan izin Allah manusia akan menemukan jalan keluarnya. Dan pada saat itu
pula manusia akan terbiasa melakukannya ketika setiap menghadapi dua
permasalahan yang sama-sama dianggap bernilai baik di hadapan Allah Swt.
Akan
tetapi, yang terpenting dalam tulisan ini bahwasannya pilhan terdiri dari dua
sisi yang selalu bertentangan yaitu: Pilihan yang baik dan pilihan yang buruk.
Pilihan
yang baik
pilihan
yang baik di sini tentu akan mengantarkan manusia kepada sebuah kebaikan pula,
di samping berpahala di sisi Allah Swt. Tentu banyak manusia mengiginkan hal
tersebut dan juga keridhaan hidup di dunia dan di akhirat kelah merupakan
cita-cita tertinggi manusia yang cinta dan taat akan semua Syari’at agama Allah
yang disiarkan oleh pembawa cahaya dalam kegelapan, pembawa pencerahan di saat
kebodohan menjadi pendamping kehidupan, pembawa kedamaian di saat dunia
berkecamuk dalam perdebatan tentang ketentuan hidup msing-masing yaitu
Rasulullah Muhammad Saw. Mulai saat itulah manusia merasakan kedamain hidup
yang bermakna dengan kedatangan cahaya Islam.
Pada masa itupula manusia merasakan
kejolak yang sangat dahsyat, terutama bagi kaum muslimin yang telah berikrar
untuk masuk Islam dan mejadi pembela setia Rasulullah pada masa itu. Akan
tetapi, dengan kesucian hati yang dimiliki oleh kaum muslimin pada saat itu,
tidak ada kata menyerah untuk selalu berjung membela agama yang dibawa Oleh
Rasulullah. Tekanan yang yang keras dan serangan yang bertubi-tubi baik
eksternal maupun internal seakan tidak pernah dirasakan oleh kaum muslimin pada
saat itu. Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi.
Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah
pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh
pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada
tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur,
serentetan pertempuran pecah antara Mekkah dan Madinah. Peperangan ini berakhir
tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku
penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan
luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala
Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif
seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Pilihan
yang buruk
Pada
masa Rasulullah dahulu pula banyak manusia yang salah dalam menentuka pilihan
yaitu tidak mau untuk ikut bersama Rasulullah dalam membela agama yang benar
yaitu agama Islam. Dan disinilah manusia melakukan hal yang salah. Sesungguhnya
semua pilihan itu tergantung kepada setiap individu yang akan menjalankannya
untuk menyongsong masa yang akan datang, apakah kepada jalan kebaikan ataupun
sebaliknya kepada jalan keburukan yang tidak diridhai oleh Allah Swt. Islam
merupakan agama yang penuh dengan kedmain kepada para penganutnya. Sebagaimana
firman Allah yang artinya,”tidak ada
paksaan dalam agama”. Dalam hal ini barang tentu Islam merupakan tujuan yang
pas bagi orang-orang yang memang mencari sebuah kebenaran dan kebaikan pilihan
hidup.
Manusia
mana yang ingin hidupnya tidak baik. Apakah anda ingin hidup anda berantakan?,
hidup penuh dengan permusuhan, pertentangan, perdebatan, kerugian, kelicikan, penipuan
, kesengsaraan dan keburukan-keburukan yang lain. Penulis yakin anda adalah
orang yang memiliki pilihan yang baik sesuai dengan nalar manusia yang memiliki
secerca cahaya kehidupan yang diridhai oleh Allah Swt. Hanya orang yang
bermuram durjalah (orang yang beranggapan dirinya adalah sumber segala
kegagalan dalam hidupnya) yang
merasakan kerugian yang mendalam dam perjalan hidupnya. Semoga kita semua
termasuk hamba-hamba Allah yang selalu berada di dalam perlindungan dan
tuntunan-Nya sepanjang masa. Amien. Wallahu
a’lam bis shawab.